Sabtu, 06 Mei 2017

Di Kala Senja

Senja yang memadukan warna kemerahan dan kekuningan menjadi kesatuan yang indah untuk di pandang. Senja yang hanya tiba pada waktu dimana semua orang bisa menikmatinya. Ya, mungkin semua orang bisa menikmatinya, tapi tak semua orang bisa merasakan hasrat untuk selalu ingin menikmatinya.
Sebut saja aku. Aku adalah salah satu penikmat senja yang memiliki hasrat utuk selalu menyempatkan waktu bertemu dengannya. Tak ku pungkiri lagi, segala cara telah aku lakukan hanya untuk bisa menikmati waktu senjaku.
Senjaku sangat indah untuk di pandang dari tepi danau di taman kota. Tak seperti senja yang biasanya, senjaku terlihat lebih sempurna, karena pada kala itu kau ada di sana. Tepat diseberangku, kau menyimpulkan senyum indah merekah yang kau pamerkan padaku. Aku tak mengerti apa alasanmu memamerkan senyuman seperti itu padaku, tapi itu cukup membuatku terkesima.
Laki-laki dengan tinggi kurang lebih 180cm, berkulit putih dan berambut lurus, tak ku sangka ia telah merenggut hatiku seketika.
Kau tampak menikmati waktu senjamu, bersiul dengan tangan menjadi tumpuan kepalamu dan membiarkan matamu seolah-olah tak ingin menoleh kemana pun selain melihat langit kemerahan yang membentang luas. Sesekali burung-burung menari kesana kemari hanya untuk menjadi penghias sampai senja berganti malam. Dan kau, masih terfokus dengan senjamu yang kau lihat begitu sempurna.
Aku hanya memperhatikan apa yang kau lakukan, sampai-sampai aku lupa bahwa tujuanku kemari untuk menikmati senjaku menutup hari. Aku tak ingin senjaku marah padaku hanya karena aku melupakannya demi menuruti hatiku untuk selalu mengintaimu. Aku bingung ketika aku rasakan getaran demi getaran yang tak pernah ku alami sebelumnya. Getatran didadaku tiap kali ku alihkan padanganku ke arah bibirmu yang tipis. Bisa kah kau jelaskan padaku getaran ini, wahai pelengkap senjaku?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar