Pemilihan umum presiden Perancis diselenggarakan pada tanggal 23 April dan 7 Mei 2017. Kandidat calon presiden, Emmanuel Macron memenangkan PILPRES putaran pertama dengan suara terbanyak 24,01%. Perolehan suara Macron lebih besar 3% dari total suara yang berhasil dikantongi oleh Marine Le Pen sebanyak 21,30%. Keduanya berhasil lolos keputaran kedua PILPRES Perancis 2017.
Kedua kandidat yang akan berhadapan pada putaran kedua pada 7 Mei 2017 memiliki pandangan politik yang sangat kontras bertolak belakang. Macron berprespektif internasionalis, condong ke Uni Eropa, toleran dan terbuka untuk isu imigran. Sedangkan Le Pen berprespektif proteksionis, populis, anti-imigran dan menarik diri dari Uni-Eropa. Le Pen menyebut Macron sebagai sosok globalis yang pro terhadap perdagangan bebas dan imigrasi, sedangkan dirinya sebagai sosok nasionalis yang akan mempertahankan daerah perbatasan dan identitas nasional.
Setelah PILPRES putaran kedua dilaksanakan, hasil akhir suara terbanyak diperoleh capres Emmanuel Macron dengan jumlah suara 66% suara, sedangan Le Pen memperoleh suara sebanyak 34%. Dengan perolehan suara tersebut maka sudah dipastikan Macron terpilih sebagai presiden Perancis selama 5 tahun kedepan. Pria berusia 39 tahun itu akan resmi menjadi presiden termuda di masa modern setelah Napoleon Bonaparte.
Kemenangan Macron didukung oleh presiden sebelumnya Francois Hollande, menurutnya Macron adalah sosok yang akan membela nilai-nilai yang akan menyatukan Perancis. Kemenangan Macron juga didukung oleh warga yang menganggap Le Pen menyuarakan fasisme, anti-globalisasi, anti-Uni Eropa, anti-Muslim, anti-Yahudi dan anti-imigran, tetapi Le Pen mendukung penciptaan pekerjaan melalui proteksionisme, menerapkan pajak yang tinggi bagi pekerja asing, membatasi jam kerja 35 jam per minggu dan mempertahankan usia pensiun di bawah 60 tahun.
Mantan Presiden Hollande dan sebagian warga Perancis menilai kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh Le Pen akan memecahbelah dan menghancurkan Perancis, apalagi dengan menarik diri dari Uni Eropa. Jika Le Pen berkuasa akan lebih berbahaya, karena ia dapat menggunakan aparat untuk kekerasan seperti menggerakan tentara dan polisi untuk menyerang kelompok oposisi. Kebijakan-kebijakan Le Pen sangat bertolak belakang dengan kebijakan-kebijakan Macron. Maka dari itu, Macron mendapatkan dukungan dan suara lebih banyak di PILPRES Perancis 2017 dan telah resmi menjadi Presiden Perancis dalam 5 tahun kedepan.