Sabtu, 06 Mei 2017

Fenomena Karangan Bunga di Jakarta Setelah PILKADA 2017

Fenomena karangan bunga baru-baru ini terjadi di Jakarta setelah PILKADA 2017 dilaksanakan. Fenomena ini baru pertama kali terjadi dalam dunia perpolitikan di Indonesia. Karangan yang dikirimkan lebih dari 2000 karangan bunga di halaman Balai Kota DKI Jakarta tertuju untuk pasangan Gubernur Ahok-Djarot yang lengser pada PILKADA 2017 karena kalah suara dari pasangan Anies-Sandi. Pesan-pesan yang ditulis pada karangan bunga tersebut antara lain berisi apresiasi, rasa terima kasih, rasa sedih dan juga dukungan untuk Ahok-Djarot yang selama ini telah memimpin kota Jakarta.

Setelah itu, karangan bunga juga sampai ke Istana Presiden dan Mabes Polri. Karangan bunga yang sampai ke Istana Presiden dan Mabes Polri tidak terlepas dari adanya pembacaan vonis atas kasus dugaan penistaan agama oleh Ahok. Namun menurut Pakar Komunikasi Politik dari Polcomm Institute, pengirim karangan bunga ini sebagai penguatan politik dan dukungan moral kepada Ahok.


Fenomena karangan bunga ini baru pertama kali terjadi dan merupakan fenomena komunikasi politik model baru. Karangan bunga yang biasanya dikirim pada acara-acara tertentu seperti, acara pernikahan, ulang tahun, ucapan duka cita dan lainnya. Tapi kali ini karangan bunga dikirimkan dalam peristiwa yang berbeda. Selain bunganya yang berwarna-warni yang menunjukan keindahan serta makna tertentu, tulisan yang berada pada rangkaian bunga pun menjadi penjelas pesan yang disampaikan pada rangkaian bunga tersebut.

Menurut saya, komunikasi politik versi terbaru ini memiliki dampak positif tertentu, namun bila dikirimkan secara berlebihan akan menimbulkan opini publik yang negatif yaitu pencitraan dengan melakukan hal semacam itu. Fenomena komunikasi politik karangan bunga ini juga menunjukan bahwa sebagian masyarakat yang telihat diam ternyata juga mampu untuk menyalurkan pendapatnya melalui karangan bunga yang dikirimkan, dengan menggunakan bahasa serta simbol yang sederhana dan juga komunikatif.

Bila dikaitkan dengan teori Lasswell:
  • Who, disini tertuju oleh sumber atau komunikator yang tidak lain adalah warga Jakarta yang tidak disebutkan namanya, atau tidak tertera karangan bunga tersebut berasal dari mana.
  • Says What, yaitu pesan yang disampaikan oleh sumber atau komunikator. Pesan tersebut dikirimkan melalui karangan bunga yang dikirimkan, pesan yang disampaikan pada fenomena komunikasi politik terbaru ini adalah ucapan terima kasih, rasa sedih, apresiasi, bahkan juga dukungan.
  • In Which Channel, sudah jelas sekali, melalui saluran ini maka terciptalah komunikasi politik jenis baru, yaitu penyampaian pesan melalui media karangan bunga.
  • To Whom, pesan yang disampaikan melalu karangan bunga tertuju untuk pasangan gubernur Ahok-Djarot yang akan lengser dari jabatannya setelah kalah suara dalam PILKADA 2017, Presiden RI dan juga Mabes Polri.
  • With What Effect, dampak yang ditimbulkan dari fenomena ini tidak selamanya positif, ada juga dampak negatifnya. Dampak positifnya diantaranya, penyampaian pesan secara terbuka, para pedagang dan pengrajin karangan bunga memperoleh rezeki yang tak terduga. Dampak negatifnya antara lain, sampah karangan bunga, menimbulkan opini publik seperti pencitraan politik apa lagi kalau media sudah meliputnya ke televisi ataupun surat kabar dan lainnya.

2 komentar:

  1. Poker Tournaments | Baccarat | Wagering
    In งานออนไลน์ this guide, worrione we will talk about the games from the hottest poker hands in deccasino the world. All games from the most prestigious and famous casino

    BalasHapus